Pages

Tuesday, June 8, 2021

Ekspedisi Hati

Ekspedisi Hati


 Tak henti-henti kujelajahi
Setiap hati yang pernah kusinggahi
Meski berhujung luka semata
Namun selalu kujadikan pelajaran berharga

Aku kapal berlayar
Menurunkan jangkar di tiap pulau
Kadang singgah begitu lama
Namun pergi menyisakan kenang

Coba kau tatap awan
Setiap kali berganti
Kadang muram
Hingga menjatuhkan hujan

Jangan takut memulai dengan yang baru
Ikuti kata hatimu
Karena kita tak pernah tahu
Di mana ia akan menetap untuk menemukan cinta

_Arya Gading

***
Terima kasih untuk semua hati yang pernah kusinggahi dan pernah kulukai. Maaf mungkin kita tak pernah berhujung di pernikahan. Namun kau akan selalu ada di kisahku yang menjadi kenangan


Saturday, June 5, 2021

Raindu

 

Raindu


Rindu itu seperti derasnya air hujan

Kadangkala ia mereda

Hingga menjadi tiada

Dalam sepi ia mengucur deras lagi


Aku tak tahu cara tuhan menurunkan hujan

Bisaku menikmati setiap tetesnya

Membawa rindu yang jatuh bersamaan

Dalam rangka mengobati lara kita berdua yang masih bermuara di dada kita


Mengapa hujan selalu mengingat kenangan?

Karena di tengah rintiknya romansa tercipta

Meski akhirnya menjadi luka yang menyisakan duka

Hingga menjadi kisah dalam kenang diantara kita

Introvert (Cerita Pendek)


Introvert

Rani, Mira, Ratna dan Tika manusia yang setiap hari membully anak" SMP Gemilang. Kabar ini sudah beredar di seluruh penjuru sekolah. 


Wati kacamata, kutu buku dan introvert yang baru pertama kali masuk sekolah. Tidak tahu menahu tentang informasi seputar sekolah. Hanya seorang bocah Smp yang hobinya belajar dan menonton.


Pagi ini begitu indah. Wati berjalan menyusuri ruang kelas demi kelas berharap menemukan kelasnya.


" Bagi siswa dan siswi yang baru silakan berkumpul di lapangan " suara pengumuman.


Wati bergegas menuju lapangan agar bertemu dengan teman-teman barunya.

Seorang guru bernama pak Hadi membagikan kelas mereka masing-masing. Seseorang berbisik dari balik kerumunan 

" jangan pernah mau masuk kelas..." Suaranya sangat lirih sampai Wati tidak dapat mendengarnya. Wati terus bertanya kelas apa itu? Sepertinya ada yang aneh ? Apakah kelas itu begitu pintar atau sebaliknya?. Wati dihantui dengan berbagai macam pertanyaan.


" Rahmawati ! " Kata pak Hadi. Wati mengangkat tangan. " Kamu masuk kelas F" lanjut pak Hadi. " Baik Pak " Kata wati.

"Cukcukcukcuk..... " Suara langkah Wati menuju kelasnya. Terdengar suara seorang siswi yang berteriak memanggil. Wati bingung entah harus menengok dan menggubris atau mengabaikannya. Wati berusaha mengabaikannya namun salah satu geng mereka datang menghampiri Wati yang sudah lima langkah kedepan. " Oy siswi baru ya ? Bos gue Mira minta duit " kata Tika.

" Gaada kak " kata Wati. " Muke gile lu panggil gue kak. Kita ini seangkatan dan gue sama temen-temen gue ga naik kelas tiga kali " jelas Tika.

Wati terdiam dia seperti merasa terintimidasi, rasa panik dan ketakutan. Ia ingin berlari tapi tidak bisa. Matanya hanya bisa menunduk. Langkah kakinya begitu berat. Akhirnya Tika merogoh kantung baju Wati dan mengambil uangnya. Wati hanya diam tak berdaya.

Setelah wati anak-anak lain pun kena pajak juga dari genk RM.RT. 


Sampai di kelas wati duduk sambil membaca buku. 

Betapa terkejutnya Wati ketika tau jika Geng RM.RT itu teman sekelasnya. 

Rasa ingin pindah dan lain-lain sudah menghantuinya.


Hari-hari menyedihkan pun dilewati Wati. Uang jajannya hampir setiap hari dipotong sama genk RM.RT dan pembulyan mereka terus menerus merajalela. Setiap hari Wati harus mengerjakan tugas-tugas mereka.  nangis di dalam hatinya menahan rasa sakit yang begitu mendalam. 


3 tahun masa SMP nya ia lewati dengan hal-hal seperti itu. Wati hanya bisa pasrah. Tidak ada yang bisa wati andalkan untuk mengadukan kelakuan genk tersebut. Guru di sekolah itu sudah menyerah untuk mengurusi kelakuan anak-anak itu. Terlebih lagi mereka adalah anak pemilik sekolah jadi tidak ada yang bisa dilakukan.



Setelah lulus dari sekolah neraka itu wati melanjutkan di SMA yang bener- bener ia cari tau segala hal tentang SMA tersebut sehingga ia tidak mau masuk ke lubang yang sama.


Ia akhirnya menemukan sekolah yang bener-bener tidak ada hal-hal yang di temukannya di SMP nya dulu.

Friday, June 4, 2021

PUTUS (Cerita Pendek)


PUTUS


 Untuk  dua orang yang sudah lama sekali tidak bertemu yaitu Bagas dan Anisa. hingga di suatu malam tepat jam 12 ketika jam besar di masjid Sekarbela berbunyi sangat menyeramkan seperti di film-film horor. Bagas sedang sibuk bermain Mobile Legends dengan posisi rebahan yang sangat nyaman. Ada notifikasi masuk ke Smartphone Bagas, ya itu Anisa menghubungnya lewat WhatsApp " besok kamu ada acara atau tidak ?" Tanya Anisa. tidak ada" jawab Bagas singkat. "Aku ingin bicara sesuatu yang penting denganmu" Kata Anisa. "Ok. Baiklah" kata Bagas. Setelah itu tidak ada balas pesan lagi. 


  Di suatu sore Bagas yang baru pulang sekolah sesekali membuka Smartphone dan ada notifikasi masuk "Aku tunggu kamu di tempat biasa" kata Anisa. "Ok OTW " Kata Bagas. Sembari pergi dari gerbang sekolah dan menuju tongkrongan membeli sebatang rokok untuk sekedar menemani perjalanannya ke tempat itu. Dari kejauhan Bagas melihat Anisa sudah menunggu di ayunan dekat bibir pantai dan ditemani ombak yang silih berganti dengan matahari senja yang menyinari pohon rindang di ayunan itu. Angin menerbangkan jilbab Anisa yang manis sehingga bentuk jilbab itu tidak segitiga lagi.


     Bagas membeli 2 minuman yaitu Thai tea rasa madu kesukaan Anisa dan Teh pucuk untuknya sendiri. "Hi... sudah lama kamu menunggu" Kata Bagas. menghampirinya dan memberikan minuman kepadanya. "Baru beberapa menit saja " kata Anisa sembari menatap Bagas. Bagas duduk di ayunan tepat sebelah Anisa. " Luar biasa... sudah lama sekali kita tidak kesini, rasanya kangen sekali" kata Bagas sambil menatap laut. "Iya Aku juga " kata Anisa sambil tersenyum tipis. "Hmmm... kamu mau bicara apa ?" Tanya Bagas sambil menatap Anisa.


  "Kamu merasakan keanehan tidak dengan hubungan kita?"  Anisa balik bertanya sambil menatap mata Bagas yang penuh tanda tanya. "Aneh bagaimana Anisa ? Aku baik-baik saja dengan hubungan kita" kata Bagas jelas. " Ya aneh, karena aku sering merasa sepertinya bahagia kita itu sementara " kata Anisa menjelaskan. Bagas mendengarkan." Karena yang kita lakukan selama ini itu sepertinya salah. Aku baru sadar ternyata aku membohongi orang tua ku dengan jilbab ini dan semua hal yang pernah kita lakukan. Aku merasa seperti gagal jadi muslimah yang baik." Lanjut Anisa dengan air mata yang mulai membuat sungai di pipinya. Bagas tertampar oleh ucapan Anisa.


 Hening...


Anisa menyadarkan Bagas dengan ucapannya beberapa detik tadi selama dua setengah tahun berpacaran kita baru tersadar akan kesalahan itu. Setelah bertengkar dengan pikiran dan kenyataan akhirnya Bagas mengerti.


" Oke sebaiknya kita harus melakukan ini Anisa. Kita sebaiknya sahabatan saja. tanpa ada rasa saling menyakiti meskipun menyakitkan dan juga kita akan segera menghabiskan masa SMA ini yang kemudian kamu berkuliah di UI Jakarta sesuai dengan cita-cita mu dan perintah ayahmu. Aku sendiri akan tetap di sini karena ayahku tak mengizinkanku kuliah di ITB Bandung dan juga karena kendala ekonomi. Jadi aku di sini di UNDRAM mengambil Teknik Mesin yang aku cita-citakan dari dulu." Kata Bagas. dengan berat hati dan penuh rasa kecewa hingga matanya berkaca-kaca sambil menatap Anisa yang air matanya sudah mengalir deras. 


Anisa pergi meninggalkan Bagas sendirian karena dia di telpon ayahnya. Bagas kini sendiri di ayunan itu memandang senja yang perlahan pergi dan ombak laut yang silih berganti. Bagas berdiri kemudian berjalan menuju motornya. 


Bagas pergi meninggalkan pantai itu. Tiba-tiba gerimis datang di tengah perjalanannya dan dia berharap gerimis ini mampu menyembuhkan patah hatinya.



MAX

MAX Jika ada yang bilang perempuan sulit jatuh cinta pada pria dengan penampilan sangat sederhana, bawa orang itu kehadapanku. Karena aku ...