Pages

Friday, June 4, 2021

PUTUS (Cerita Pendek)


PUTUS


 Untuk  dua orang yang sudah lama sekali tidak bertemu yaitu Bagas dan Anisa. hingga di suatu malam tepat jam 12 ketika jam besar di masjid Sekarbela berbunyi sangat menyeramkan seperti di film-film horor. Bagas sedang sibuk bermain Mobile Legends dengan posisi rebahan yang sangat nyaman. Ada notifikasi masuk ke Smartphone Bagas, ya itu Anisa menghubungnya lewat WhatsApp " besok kamu ada acara atau tidak ?" Tanya Anisa. tidak ada" jawab Bagas singkat. "Aku ingin bicara sesuatu yang penting denganmu" Kata Anisa. "Ok. Baiklah" kata Bagas. Setelah itu tidak ada balas pesan lagi. 


  Di suatu sore Bagas yang baru pulang sekolah sesekali membuka Smartphone dan ada notifikasi masuk "Aku tunggu kamu di tempat biasa" kata Anisa. "Ok OTW " Kata Bagas. Sembari pergi dari gerbang sekolah dan menuju tongkrongan membeli sebatang rokok untuk sekedar menemani perjalanannya ke tempat itu. Dari kejauhan Bagas melihat Anisa sudah menunggu di ayunan dekat bibir pantai dan ditemani ombak yang silih berganti dengan matahari senja yang menyinari pohon rindang di ayunan itu. Angin menerbangkan jilbab Anisa yang manis sehingga bentuk jilbab itu tidak segitiga lagi.


     Bagas membeli 2 minuman yaitu Thai tea rasa madu kesukaan Anisa dan Teh pucuk untuknya sendiri. "Hi... sudah lama kamu menunggu" Kata Bagas. menghampirinya dan memberikan minuman kepadanya. "Baru beberapa menit saja " kata Anisa sembari menatap Bagas. Bagas duduk di ayunan tepat sebelah Anisa. " Luar biasa... sudah lama sekali kita tidak kesini, rasanya kangen sekali" kata Bagas sambil menatap laut. "Iya Aku juga " kata Anisa sambil tersenyum tipis. "Hmmm... kamu mau bicara apa ?" Tanya Bagas sambil menatap Anisa.


  "Kamu merasakan keanehan tidak dengan hubungan kita?"  Anisa balik bertanya sambil menatap mata Bagas yang penuh tanda tanya. "Aneh bagaimana Anisa ? Aku baik-baik saja dengan hubungan kita" kata Bagas jelas. " Ya aneh, karena aku sering merasa sepertinya bahagia kita itu sementara " kata Anisa menjelaskan. Bagas mendengarkan." Karena yang kita lakukan selama ini itu sepertinya salah. Aku baru sadar ternyata aku membohongi orang tua ku dengan jilbab ini dan semua hal yang pernah kita lakukan. Aku merasa seperti gagal jadi muslimah yang baik." Lanjut Anisa dengan air mata yang mulai membuat sungai di pipinya. Bagas tertampar oleh ucapan Anisa.


 Hening...


Anisa menyadarkan Bagas dengan ucapannya beberapa detik tadi selama dua setengah tahun berpacaran kita baru tersadar akan kesalahan itu. Setelah bertengkar dengan pikiran dan kenyataan akhirnya Bagas mengerti.


" Oke sebaiknya kita harus melakukan ini Anisa. Kita sebaiknya sahabatan saja. tanpa ada rasa saling menyakiti meskipun menyakitkan dan juga kita akan segera menghabiskan masa SMA ini yang kemudian kamu berkuliah di UI Jakarta sesuai dengan cita-cita mu dan perintah ayahmu. Aku sendiri akan tetap di sini karena ayahku tak mengizinkanku kuliah di ITB Bandung dan juga karena kendala ekonomi. Jadi aku di sini di UNDRAM mengambil Teknik Mesin yang aku cita-citakan dari dulu." Kata Bagas. dengan berat hati dan penuh rasa kecewa hingga matanya berkaca-kaca sambil menatap Anisa yang air matanya sudah mengalir deras. 


Anisa pergi meninggalkan Bagas sendirian karena dia di telpon ayahnya. Bagas kini sendiri di ayunan itu memandang senja yang perlahan pergi dan ombak laut yang silih berganti. Bagas berdiri kemudian berjalan menuju motornya. 


Bagas pergi meninggalkan pantai itu. Tiba-tiba gerimis datang di tengah perjalanannya dan dia berharap gerimis ini mampu menyembuhkan patah hatinya.



No comments:

Post a Comment

MAX

MAX Jika ada yang bilang perempuan sulit jatuh cinta pada pria dengan penampilan sangat sederhana, bawa orang itu kehadapanku. Karena aku ...