RINI & RINA
Lantunan adzan subuh yang merdu di tengah perumahan yang begitu ramai.
Rini dan Rina anak kembar yang begitu cantik sedang tertidur pulas di satu kasur. Di wajah mereka hampir tidak ada perbedaan hingga ayah dan ibu mereka kadang salah sebut nama ketika memanggil mereka.
Jumat pagi biasanya di MTs Badrussalam diadakan IMTAK. "Mari kita panggilkan juara-juara lomba tingkat kota" kata kepala sekolah.
"Juara satu lomba SAINS Rina Amin " sambung kepala sekolah.
Tepuk tangan yang begitu ramai terdengar dihadapan ribuan siswa dan siswi
"Juara dua lomba SAINS Rini Amin " lanjut kepala sekolah. Tepuk tangan yang sama terulang kembali. Siswa dan siswi saling berbisik satu sama lain " mereka terus juara di skolah kita " " si Kembar yang cerdas"
Seperti terdengar biasa di kalangan warga MTs saat pembagian juara pasti mereka berdua.
Di antara meja-meja kantin yang berjejer mereka duduk berdua.
" Kenapa sih Ni tu muka murung banget ? Padhal habis dapet duit juara "
tanya Rina.
" gaada Na , aku heran aja padhal aku udah berusaha keras buat jadi juara satu tapi, malah kamu terus yang dapet " Jawab Rini.
" Maksud kamu ngomong gini apa !? Kamu gasuka aku yang juara !? Kamu iri !?"
Kata Rina dengan nada kesal.
" Bukan gitu Na... "
"Alah dah dah kesel lama-lama duduk disini !" Kata Rina. Sembari pergi Meninggalkan Rini sendirian di sana.
"Tunggu Na tunggu tunggu " kata Rini
" Ok fine aku minta maaf klo udah bikin kamu tersinggung. Aku gaada maksud begitu Na. Gimana klo kita beli eskrim yuk aku yang traktir " sambung Rini
" Hmmm... Boleh deh saudari kembarkuuuhh..." Kata Rina yang amarahnya sudah mereda.
Pemerintah kota setempat mengadakan lomba SAINS Nasional untuk SMP/MTs
Perwakilan sekolah memilih mereka berdua untuk mengikuti lomba tersebut. Perlombaan akan di mulai 2 minggu lagi.
Rini sangat sibuk belajar demi meraih yang terbaik. Ia sangat berusaha keras.
Terlihat dari jarang sekali Ia keluar bermain-main dengan temannya. Sedangkan Rina lebih suka pergi main-main dengan teman-temannya.
"Na apa kamu ga takut juara 1 mu di rebut adikmu sendiri ? " Tanya Mira
" Alah tenang aja Ra, Si Rini ga mungkin ngalahin aku karena otak jauh lebih cerdas aku " kata Rina.
" Tapi Na lihat aja sekarang si Rini jauh lebih rajin timbang kamu. Apalagi kalo beneran kejadian ni kamu kalah. Pasti kepopuleran akan jadi milik Rini " kata Mira
Emosi Rina tergoyahkan dengan perkataan Mira. Rina pun langsung pulang ke rumah.
" Maksud kamu apa Rin !? Kamu kira dengan kamu rajin kayak gini kamu bisa ngalahin aku !? " Kata Rina marah.
" Ga Na aku gaada maksud seperti itu. Aku cuma sekedar persiapan ajak buat perlombaan itu. " Kata Rini membela diri
" Alaaah... Bilang ajak kamu mau merebut kepopuleran sebagai orang terpintar di sekolah " kata Rina.
2 minggu kemudian perlombaan segera dimulai. Para peserta lomba diminta memasuki ruang perlombaan. Panitia membacakan peraturan perlombaan.
Perlombaan pun di mulai setelah soal-soal selesai di bagikan.
Selang beberapa menit Rini permisi karena kebelet. Saat Rini keluar kamar mandi, Ia melihat seorang peserta lomba yang mengambil kunci jawaban di panitia lomba. Rini sangat terkejut melihat itu. Ia berusaha untuk diam dan kembali ke ruangan. Sialnya Rini malah Terlihat oleh kedua orang itu. Ia pun berlari ke kelas dan kembali duduk. Ia merasa sangat ketakutan untuk melaporkan hal tersebut kepada pengawas ruangan. Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk memberitahukannya kepada pengawas tersebut.
Namun, tidak di sangka ternyata bukti kunci jawaban itu ada di tasnya sendiri. Pengawas pun terpaksa mendiskualifikasi Rini dari lomba tersebut.
Rini begitu sedih dan murung saat keluar ruangan.
Rina yang melihat saudari kembarnya itu hanya bisa kesal kepada Rini karena telah mempermalukan dia dan sekolahnya.
Perlombaan pun selesai.
Semua peserta lomba keluar dari ruangan.
Dan mulai hari itu juga tidak ada seorangpun yang mau berteman dengan Rini termasuk kembarannya.
Selama berhari-hari Rini terus merasa sedih dan bersalah. Tidak ada seorangpun yang mempercayainya.
Di sudut taman sekolah ada seorang guru yang mendatangi Rini. Ia adalah juru cctv di tempat perlombaan tersebut. " Hai nak " kata pak Dedi.
"Hai pak " kata Rini dengan wajah murung.
" Bapak tau kamu sedih kenapa, pasti karena di diskualifikasi kemarin kan ?" Kata pak Dedi. " Loh kok bapak tau. Mohon maaf sebelumnya pak. Bagaimana bapak bisa tahu ?" Tanya Rini penuh kebingungan.
" Jadi begini nak saya staff cctv di tempat perlombaan kemarin dan saya datang ke sekolah kamu ini ingin mengklarifikasi bahwa kamu tidak bersalah atas kejadian kemarin. Di cctv itu ada anak lain yang memasukkan kunci jawaban ke dalam tas kamu. " Kata pak Dedi menjelaskan.
Dihadapan seluruh siswa dan guru video cctv itu di putar sebagai pembersih nama baik dari Rini. Akhirnya semua orang tau bahwa Rini benar-benar orang yang berhati baik. Rina pun meminta maaf kepada Rini karena telah sering berprasangka buruk kepadanya.
Rini pun di minta untuk mengikuti ulang perlombaan sendirian.
Seminggu kemudian hasil penilaian keluar dan Rini berhasil Menjadi juara satu SAINS Nasional sedangkan saudaranya Rina menjadi juara kedua.
Mereka bertekad akan sama-sama berusaha lagi untuk menjadi lebih baik lagi.
No comments:
Post a Comment